Amsori : Kaum Milenial Jangan Anti Politik!

BANGKA,SpotBerita —  Saat ini sebagian besar generasi melenial atau pun masyarakat cenderung kurang dalam berpartisipasi dalam politik. Oleh karenanya penerapan edukasi politik tentunya sangat diperlukan, hal itu bertujuan agar pemuda ikut serta berkontribusi dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April 2019 mendatang.

Selain itu dimaksud agar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dalam penyelenggaraan Pemilu nanti dapat terlaksana secara damai, bahkan disponsori oleh generasi muda.

Terkait hal itu, para aktifis mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia  Bangka (PC PMII Bangka ), Jumat (28/3/2019) menggelar kegiatan dialog cerdas.

Dalam kegiatan dialog kali ini dimotori Komisariat PMII Universitas Bangka Belitung (UBB), namun digelar di Dapur Pak Cik, Desa Balun Ijuk, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka menganggkat tema ‘Peran Pemuda & Mahasiswa Dalam Menanggapi Isu Mobilisasi Massa Mengatasnamakan Agama Di Masa Tenang Pemilu 2019’.

Ketua MPTD Provinsi Bangka Belitung (Babel), Amsori satu diantara pembicara dalam dialog cerdas tak menampik jika saat ini memang banyak generasi melenial atau pun masyarakat cenderung kurang dalam berpartisipasi dalam politik.

‘Jangan menjadi kaum melenial yang anti terhadap politik!, banyak generasi muda yang anti terhadap politik bahkan banyak menganggap politik itu jahat kerena politik membawa nama agama,” ungkapnya di sela-sela dialog berlangsung.

Selain itu dalam momen ini pun ditegaskan Amsori jika pihaknya dalam momen dialog cerdas ini bermaksud memberikan edukasi agar pemuda ikut berkontribusi  dalam pemilu 2019 agar Babel dalam  penyelengaraan pesta demokrasi ini dapat berjalan dengan damai dan juga dengan di sponsori oleh generasi muda.

Dalam dialog cerdas ini pun pihak Komisariat PMII UBB turut pula mengundang beberapa pembicara dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Babel dan di ikuti puluhan mahasiswa dan pemuda.

Dalam kesempatan sama pula, seorang narasumber lainnya, Rio Saputra yang juga selaku ketua pelaksana kegiatan dialog cerdas ini mengatakan bahwa dalam dialog cerdas pihaknya tak lain bermaksud ingin mengantisipasi agar tidak adanya kampanye atau pun kecurangan dari pasangan calon (Paslon) dalam Pemilu 2019 nanti.

‘Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat ikut berperan serta untuk memilih karena suara masyarakat sangat berpengaruh untuk Indonesia ke depannya, dan kami pun
menyampaikan menyampaikan kepada seluruh mahasiswa atau pun pemuda untuk memilih pemimpin yang baik,” tegasnya.

Sementara itu, Tabrozi selaku ketua Parindra  Babel sempat membahas masalah Hoaxs. Menurutnya Hoaxs itu kejahatan dalam arti kata pembohong publik yang mengakibatkan permusuhan antar satu dengan yang lainnya.

‘Harapan saya hendaknya sebagai generasi melenial atau kaum melenial kita harus melawan hoaxs itu sendiri,” pesannya.

Bahkan Tabrozi pun lagi-lagi mengingatkan agar kaum milenial untuk tidak bersikap golput, sebab menurutnya karena golput bukan solusi.

“Dan kami berenana akan melakukan sosialisasi kepada kampus dan masyarakat bahwa golput itu bukan solusi,” terangnya.

Hal senada pula diungkapkan ketua umum PMII Pangkal Pinang, Sepri Sumartono saat dialog. Bahkan ia pun menegaskan bahwa menurutnya terkait berita hoaxs di media sosial itu adalah hal yang biasa.

“Namun hoaxs yang tersebar di media sosial (medsos — red) lebih kejam ketimbang hoaxs dari mulut ke mulut mengkonfirmasi kebenaran lebih sulit . Paling kita hanya melihat komentar netizen yg ada di upload statusnya dengan adanya’ berita hoaxs ini paradigma masyarakat akan melenceng ke arah yang tidak baik,” ungkapnya.

Selain itu dampak Hoaxs pun akan berakibat demokrasi di Indonesia dinilainya akan sulit untuk berkembang di tengah masyarakat, terlebih masyarakat yang memang beredukasi informasi pengetahuaan.

“Sebab ilmu yang bohong atau tidak sesuai fakta yang tidak baik, akan menggiring keraah yang buruk untuk tatanan masyarakat atau tatanan demokrasi,” ujarnya.

Meski begitu Sepri berharap jika para pengguna media sosial dapat mempublikasikan hal yang sifatnya sudah terkonfirmasi.

“Informasi yang jelas fakta kebenarannya ini akan berdampak luas kepada tatanan masyarakat  secara luas,” pesannya.

(*/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *