Cap Go Meh, Cara Merawat Kerukunan di Cirebon

Cirebon – Ribuan masyarakat Kota Cirebon dan sekitarnya berbondong-bondong menyaksikan perayaan Cap Go Meh di Vihara Dewi Welas Asih. Inilah bentuk kerukunan di Cirebon.

Menurut Pembina Vihara Dewi Welas Asih, Yan Siskarteja, kirab Cap Go Meh diramaikan sebanyak 15 joli, kereta Keraton Singhapura Cirebon, Pedati Nyai Pasindangan, barongsai, liong dan lainnya. Tak lupa, rombongan Sun Go Kong hingga Tom Sam Cong mengikuti kirab Cap Go Meh di Kota Cirebon.

“Ada 15 joli, 9 di antaranya berasal dari vihara yang ada di Indramayu, Cirebon, dan sekitarnya. Dari kami ada 6 joli,” kata Yan saat berbincang dengan detikTravel di sela-sela kirab Cap Go Meh, Selasa (19/2/2019).

Lebih lanjut, Yan mengatakan Cap Go Meh merupakan agenda tahunan. Menurut Yan, perayaan Cap Go Meh setiap tahunnya terus mengalami peningkatan, baik dari jumlah pengunjung maupun manajemen pelaksanaannya.

Yan menyebutkan, kirab budaya Cap Go Meh melewati sejumlah jalan di Kota Cirebon, yakni Pasuketan, Pekiringan, Parujakan, Sukalila, Kanoman, Winaon dan Pasar Talang. Wisatawan pun banyak ramai yang menonton.

“Tahun ini merupakan tahun babi tanah, semoga bangsa ini, khususnya Cirebon tambah makmur, sejahtera, dan damai,” ucap Yan.

Simbol Kerukunan di Cirebon

Tak hanya warga Tionghoa yang merayakan Cap Go Meh. Di Cirebon, masyarakat lainnya, seperti Jawa, Sunda dan lainnya dilibatkan dalam perayaan Cap Go Meh. Bahkan, masyarakat dari lingkungan keraton yang ada di Cirebon pun dilibatkan. Di Cirebon, Cap Go Meh rupanya bukan hanya milik warga Tionghoa.

“Peserta Cap Go Meh itu bukan hanya saudara kita dari Tionghoa. Tapi, pribumi dan lainnya ikut merayakan. Semua berbaur jadi satu,” kata Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis usai membuka kirab Cap Go Meh.

Azis menyebutkan perayaan Cap Go Meh merupakan salah satu upaya untuk merawat kerukunan dan melestarikan budaya yang ada di Cirebon. Banyaknya golongan yang dilibatkan dalam perayaan Cap Go Meh, menurut Azis, menunjukkan bahwa Kota Cirebon merupakan kota yang majemuk.

“Ini bentuk apresiasi terhadap budaya dan keragaman yang ada di Cirebon. Ini sudah menjadi agenda tahunan, harus terus ditingkatkan menjadi agenda wisata. Sekarang sudah bagus,” kata politisi Demokrat itu.

Sumber : https://travel.detik.com/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *