Direktur PDAM Bangka Keluhkan Aktifitas Tambang Dekat Kolong PDAM

Foto : Inilah area penambangan biji timah berada relatif dekat kolong PDAM Merawang. Tampak seorang pekerja tambang tanpa menggunakan sarana K3 saat berada di lokasi tambang. (Ian)

BANGKA,SpotBerita – Aktifitas penambangan biji timah tak lagi memperhatikan kondisi lingkungan sekitar kendati aktifitas penambangan tersebut mengantongi perizinan dari intansi terkait maupun badan usaha milik negara (BUMN).

Seperti halnya aktifitas penambangan biji timah di lokasi dekat kolong sumber air baku PDAM Tirta Bangka, atau di daerah Desa Merawang, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka.

Aktifitas tambang ini justeru menuai keluhan dari direktur PDAM Tirta Bangka, Suhendra namun ia sendiri sampai saat ini mengaku tak bisa berbuat banyak lantaran lokasi kolong PDAM Bangka menurutnya masih berada dalam ijin usaha penambangan (IUP) PT Timah Tbk.

“Ya mau bagaimana lagi saya sendiri sudah tak bisa berbuat lebih jauh karena kolong PDAM kami yang di Merawang itu masih IUP PT Timah Tbk namun saya berharap agar lahan kolong PDAM Bangka segera dihibahkan kepada kami,” ungkap Suhendra saat ditemui tim Lembaga Investigasi Negara (LIN) Provinsi Bangka Belitung belum lama ini.

Foto : Bangunan gedung kantor PDAM Merawang terletak di ruas jalan raya Merawang – Sungailiat. (Ian)

Persoalan adanya aktifitas tambang biji timah yang dinilainya cukup dekat dengan lokasi kolong PDAM Merawang itu sesungguhnya cukup dikeluhkan ia lantaran dirinya merasa khawatir jika aktifitas tambang cukup dekat atau bersebelahan dengan kolong PDAM itu akan berdampak terhadap kualitas air PDAM setempat.

Menurutnya sampai saat ini ia mengaku sama sekali belum pernah bertemu dengan pengusaha tambang yang beraktifitas dengan kolong PDAM Merawang tersebut.

Foto : Keberadaan kolong sumber air baku PDAM Merawang dapat dilihat dari sisi ruas jalan raya Merawang – Sungailiat. (Ian)

Menurutnya jika saat ini total jumlah konsumen atau pelanggan air PDAM Tirta Bangka mencapai angka 900 pelanggan. Namun sampai saat ini ia mengaku masihlah mencemaskan terkait kondisi aktifitas penambangan dianggapnya sangat dekat dengan kolong sumber air baku PDAM Merawang.

“Sumber air baku dari kolong PDAM Merawang itu kan tak saja untuk kebutuhan masyarakat Merawang namun pelanggan kita di Sungailiat pun mengambil air dari kolong itu juga,” sesalnya seraya menambahkan jika total pelanggan PDAM Tirta Bangka mencapai angka 11.500 pelanggan di daerah Kabupaten Bangka.

Foto : Kondisi area aktifitas tambang CV BMM atau sekala tambang besar dengan lokasi lahan cukup luas. (Ian)

Suhendra mengaku jikasebelumnya ia sendiri sempat mendatangi pejabat PT Timah Tbk (direktur operasional) guna melaporkan keluhannya terkait aktifitas tambang biji timah yang dianggapnya sangat dekat dengan lokasi kolong sumber air baku PDAM Merawang.

Meski begitu ia sendiri berharap agar PT Timah Tbk dapat melepaskan asetnya di lokasi PDAM Merawang itu sehingga dapat dimanfaatkan maksimal oleh pihak PDAM Tirta Bangka.

Foto : Tim Lembaga Investigasi Negara (LIN) Provinsi Bangka Belitung saat berdialog dengan direktur PDAM Tirta Bangka, Suhendra di ruang kerjanya. (Ian)

Ia menambahkan jika dulu dilokasi kolong PDAM Merawang patok atau papan plang pengumuman soal larangan aktifitas penambangan biji timah dengan disertai tulisan sanksi denda Rp 10 Miliar.

“Dulu ada patok bertuliskan larangan aktifitas tambang berikut sanksinya Rp 10 Miliar namun besoknya patok itu sudah tidak ada lagi entah kemana?,” ungkap Suhendra.

Bahkan saat itu ia sendiri sempat menghubungi Wasprod PT Timah Sungailiat Bangka terkait kondisi sebelumnya ada aktifitas penambangan biji timah menurutnya justeru kondisi di lapangan masuk ke alur kolong PDAM Merawang.

Foto : Gedung kantor PDAM Tirta Bangka yang terletak di belakang kawasan mesjid Agung Kota Sungailiat. (Ian)

“Waktu itu saya bilang ke Wasprod PT Timah gimana ini, lalu saya bilang yang namanya orang buka tambang tidak boleh mengganggu DAS PDAM pak” katanya mencoba menceritakan kejadianĀ  sebelumnya.

Tak hanya itu dengan Wasprod PT Timah saat itu pun sempat ia sendiri menyampaikan protes terkait kondisi jarak area tambang cukup dekat kolong PDAM Merawang.

Foto : Papan peringatan berlogo PT Timah terdapat tak jauh dari lokasi area tambang CV BMM. (Ian)

“Bilangnya 200 meter tapi kenyataan di lapangan justeru hanya berjarak 50 meter. Dulu juga begitu waktu ada kejadian kolong PDAM Belinyu ada kegiatan tambang katanya jarak 1 kilo meter tapi tetap menghantam air kolong PDAM Belinyu. Jadi ku sedih dengan kondisi sekaran jni,” ungkapnya lagi.

Kondisi serupa pun sempat pula dialami olehnya saat dulu ia masih menjabat selaku kepala PDAM Belinyu, sebagaimana lokasi kolong PDAM Belinyu itu terdampak aktifitas penambangan biji timah yang jaraknya sangat dekat atau tak lebih dari 15 meter.

Foto : Untuk menuju lokasi tambang CV BMM lebih awal akan melintasi area perkebunan sawit. (Ian)

Sehingga kondisi tersebut diakuinya sempat membuatnya berang dan kesal lantaran oknum pelaku tambang terkesan kebal hukum

Kembali ia mengulas terkait kejadian yang dialaminya saat ia masih menjabat selaku kepala PDAM Belinyu, ia mengaku dulu pernah ada tawaran dari seorang pengusaha tambang timah bermaksud ingin membeli kolong PDAM Belinyu seharga Rp 20 Miliar.

“Dulu malah ada pengusaha timah yang nawarin kolong PDAM Belinyu seharga Rp 20 Miliar lalu saya bilang tidak mudah untuk itu meski ada ijin menteri melainkan Presiden sebab PDAM ini perusahaan publik. Yang namanya sarana apapun yang terjadi tetap kami tidak ingin ada gangguan,” terangnya.

* Pernah Didatangi Bos Tambang, Coba Suap Bawa Uang Ratusan Juta dan Mobil Inova

Tak hanya itu, bahkan sebelumnya ia pun saat itu sempat didatangi seorang pengusaha tambang ke kantor PDAM Tirta Bangka sehingga dalam kejadian itu sendiri mengaku sangat terkejut lantaran pengusaha itu malah langsung menaruh uang senilai Rp 250 juta berikut sebuah mobil Inova dengan maksud agar dapat menambang di lokasi kolong PDAM Belinyu.

“Saya sempat kaget waktu itu pengusaha itu sempat menaruh uang senilai Rp 250 juta dan mobil Inova ditaruh di depan halaman parkir kantor kita ini. Ia bermaksud ingin membeli kolong PDAM.Belinyu namun seketika saya tolak keras,” ungkapnya.

Tak cuma direktur PDAM Tirta Bangka, Suhendra mengeluhkan adanya aktifitas penambangan biji timah dianggapnya cukup dekat dengan kolong sumber air baku PDAM Merawang, namun sejumlah warga yang menetap atau berkediaman cukup dengan lokasi area tambang pun mengeluhkan hal serupa.

Foto : Di sekitar lokasi tambang CV BMM pun terdapat peralatan sarana tambang yakni Sakan. (Ian)

“Kami pun dulu sempat protes pak sebab aktifitas tambang ni cukup dekat dengan kediaman atau rumah kami. Bahkan kami sendiri tidak setuju adanya aktifitas tambang dekat pemukiman warga,” ungkap Riki saat ditemui media spotberita.com di kediamannya, Jumat (11/9/2020) siang.

Foto : Inilah sejumlah kediaman warga yang berada sangat dekat dengan lokasi tambang CV BMM, saat reporter media meninjau ke lokasi tampak bagian tanah pok area tambang hanya berjarak sekitar 5 meterĀ  dibatasi oleh plastik hitam sebagai penutup. (Ian)

Terlebihlagi yang diherankanya kenapa begitu mudah pihak PT Timah Tbk memberika ijin kegiatan tambang yang dianggap sangat dekat dengan kediaman ia dan keluarganya.

“Padahal saat pertemuan di kantor Desa Merawang beberapa waktu lalu masyarakat termasuk kami menyatakan tidak setuju namun anehnya malah kegiatan tambang saat ini malah berjalan,” sesalnya seraya menambahkan jika kegiatan tambang dekat kediamannya sudah berlangsung satu tahun lebih.

Foto : Trophy penghargaan yang diterima PDAM Tirta Bangka dari Presiden RI melalui Mendagri sebagai penghargaan dalam hal pelayanan publik terbaik se-Indonesia pada tahun 2020 ini. (Ian)

Alasan ia sendiri termasuk keluarganya tak setuju adanya aktifitas tambang dekat kediamannya yakni ia cemas jika suatu ketika terjadi tanah longsor selain kondisi ruas jalan sebagai sarana jalan penghubung warga setempat untuk keluar dari kampungnya dikhawatirkanya akan berdampak buruk.

“Kami khawatir karena kami selaku pihak yang terdampak langsung terutama kegiatannya sangat dekat dengan kediaman kami termasuk dampak terhadap ruas jalan kami ini,” terangnya.

Selain itu sejak keberadaan aktfitas tambang di lokasi setempat justru jalan sarana umum justeru menurutnya sempat dirubah.

“Sekarang uga jalan kita udah dirubah dulu jalan di sini lurus namun sekarang sudah belok,” ungkap warga ini.

Warga ini pun sempat menyampaikan info soal adanya aktifitas lainnya di lokasi setempat yakni tambang pasir jenis galian C bahkan menurutnya sejumlah pasir dijual seharga Rp 100 ribu per truk.

Terkait aktifitas tambang biji timah dekat kediamannya itu dikerjakan oleh CV BMM justeru diakuinya sama sekali tidak ada rekomendasi atau pun tanda tangan persetujuan warga terdekat termasuk pihaknya.

“Kami tidak ada tanda tangan perjanjian apa pun ke pihak PT Timah atau pemilik tambang tersebut. Pemilik tambang itu juga kami ketahui bukanlah orang asli Merawang malahan dia tinggal di Sunghin dekat tambang 23,” sesal warga Desa Merawang lingkungan RT 02 ini.

Informasi yang diperoleh reporter media ini di lapangan menyebutkan jika aktifitas tambang biji timah dekat kolong PDAM Merawang dikelola oleh CV BMM.

Sayangnya direktur CV BMM, Yanto alias Bongiat sempat dikonfirmasi melalui pesan What’s App (WA), Jumat (11/9/2020) siang terkait aktifitas tambang biji timah yang dikelola perusahaannya di lokasi dekat kolong PDAM Merawang justeru tak ada jawaban meski diketahui pesan chat yang disampaikan terbaca.

Foto : Tim LIN Provinsi Babel ketika mendatangi basecamp di lokasi tambang CV BMM, sekaligus berdialog dengan seorang pengawas tambang, Muhamad Edo. (Ian)

Bahkan baru-baru ini pun tim LIN Provinsi Babel sempat meninjau lokasi area penambangan biji timah dekat lokasi kolong PDAM Merawang tersebut. Saat di lokasi tim LIN sempat mendapat penjelasan langsung seorang staf pengawas tambang, Muhamad Edi terkait aktifitas tambang tersebut.

“Kegiatan tambang di sini sudah sesuai SOP pak,” jawab pengawas tambang ini.

Foto : Lembaran surat keterangan perihal aktifitas tambang CV BMM yang diterbitkan oleh PT Timah Tbk. Lembaran surat tersebut dipajang di dinding pondok basecamp lokasi tambang. (Ian)

Di lokasi tambang CV BMM saat itu pun justeru tak terlihat keberadaan PJO (Penanggung Jawab Operasional) atas kegiatan tambang tersebut.

Meski begitu ketua LIN Provinsi Babel, Ibrahim mendesak agar pihak PT Timah tetap memperhatikan keluhan pihak-pihak terkait termasuk keluhan warga yang bermukim dekat lokasi tambang.

“Terlebih sumber air baku kolong PDAM Merawang ini menyangkut hajat hidup orang banyak masa’ kita abaikan,” kata ketua LIN Provinsi Babel ini.

Wasprod PT Timah Tbk, Sungailiat Bangka Aditiya saat dikonfirmasi justeru dirinya menyangkal jika aktifitas tambang biji timah di kawasan dekat kolong PDAM Merawang itu menuai keluhan direktur PDAM Tirta Bangka termasuk warga setempat.

“Kegiatan tambang di PDAM kerja sesuai dg rencana kerja kita (PT Timah — red)
Kalau mmg ad keluhan dari masyarakat n PDAM sebaik menyuratin PT.Timah secara resmi,” kata Aditiya dalam pesan singkat (WA) yang diterima, Jumat (11/9/2020) siang.

Sebaliknya menurutnya jika memang ada pihak-pihak yang komplain hendaknya menyampaikannya secara tertulis atau surat yang ditujukan kepada pihaknya.

“Ya disuratinaja ke timah klu mmg mereka merasa drugikan. Biar nanti duduk bersama utk dbahas.dkrnakan kita kerja sudah sesuai rencana dan aturan,” tegasnya.

Saat disinggung soal lokasi kolong PDAM Merawang masuk dalam IUP PT Timah justeru Aditiya akan melakukan pengecekan terlebih dahulu.

“Perlu dliat didata..Klu mmg dari pihak PDAM komplain terhadap aktifitas tambang sebaiknya disurati..Krn mmg kita menambang dlokasi tsb sdh ad jarak aman,” terangnya.

Begitu pula saat disinggung soal apakah pihak PDAM Tirta Bangka ada menyampaikan keluhan melalui surat ke PT Timah, namun hal itu menurutnya sama sekali tidak pernah.

“Blm pernah kando..Krn mmg kita sdh sesuai aturan nambang…klu pun kluar pasti kami tegur..Soal jauh dari pemukiman..jd bingung juga masyarakat komplain..kita juga setiap survey selalu melibatkan pemerintah setempat,” pungkasnya.

Sayangnya Kepala Desa (Kades) Merawang, Zen Prasetya belumberhasildikonfirmasi terkait adanya keluhan warga yang menolak adanya aktifitas tambang di lokasi dekat kolong PDAM Merawang.

Meski sempat dikonfirmasi melalui pesan WA, Jumat (11/9/2020) siang namun tetap tidak ada jawaban. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *