Forum Kite Besaoh Wadah Aspirasi Nelayan dan Pesisir Toboali

Foto : Ketua Forum Kite Besaoh, Marta. (Ian)

BANGKASELATAN,SpotBerita – Forum Kite Besaoh meski belum lama terbentuk namun keberadaan lembaga yang dibentuk atas inisiatif perwakilan masyarakat pesisir termasuk nelayan di Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) ini tak lain semata-mata sebagai wadah aspirasi nelayan maupun masyarakat pesisir Toboali dan sekitarnya.

Demikian hal itu diungkapkan oleh ketua Forum Kite Besaoh, Marta saat ditemui repoter media ini di kediamannya, lingkungan Tanjung Ketapang, Toboali BasSenin (15/9/2020) siang.

“Jadi keberadaan Forum Kite Besaoh (Basaoh dibaca Behaoh — red) justeru membantu aspirasi masyarakat nelayan maupun Pesisir di Kecamatan Toboali ini,” terang Marta saat itu ia didampingi bendahara Forum Kite Besaoh, Maryono (bendahara) dan pengurus lainnya.

Keberadaan kapal isap produksi (KIP) di perairan Toboali Basel saat ini tak ditampiknya memang sempat terjadi pro dan kontra hingga terjadi aksi demo oleh kelompok nelayan lainnya terkait penolakan KIP.

Foto : Para pengurus Forum Kite Besaoh ketika diwawancarai reporter spotberita.com. (Hendro)

Meski begitu kondisi tersebut diakuinya hal yang lumrah, namun ditegaskanya saat ini sebagian besar masyarat nelayan maupun Pesisir di lingkup Kecamatan Toboali justru tak menolak keberadaan KIP yang beroperasi di perairan Toboali dan sekitarnya.

“Ada beberapa kelompok nelayan di Kecamatan Toboali ini malah tak menolak dengan keberadaan KIP beroperasi di perairan Toboali saat ini,” katanya kendati diakuinya ada sebagian masyarakat pesisir maupun nelayan di sejumlah tempat ada yang menolak keberadaan KIP tersebut.

Dalam kesempatan sama, Maryono selaku bendahara Forum Kite Besaoh menambahkan jika sesungguhnya keberadaan forum in menurutnya tak lain berfungsi sebagai pihak yang membantu dalam pengawasan bantuan keuangan yang disalurkan oleh pihak perusahaan KIP kepada masyarakat nelayan atau pun pesisir di Toboali.

Ia menambahkan, rencananya di perairan Toboali sedikitnya 5 unit KIP bakal masuk dan beroperasi melakukan penambangan pasir timah di perairan Toboali.

Foto : Bendahara Forum Kite Besaoh, Maryono (kiri baju hitam). (Ian)

Oleh karena itu saat ini pihaknya pun sedang melakukan upaya proses pendataan terhadap para nelayan selaku pihak yang terdampak langsung dari kegiatan penambangan KIP termasuk masyarakat pesisir di kecamatan Toboali yang memang dianggap layak untuk menerima bantuan dana dari perusahaan KIP tersebut.

“Pendataan kali ini benar-benar selektif hal ini tujuannya agar pihak-pihak yang nantinya bakal menerima bantuan dari kegiatan KIP itu memang benar tepat sasaran,” terang Maryono.

Sementara seorang nelayan Batu Kodok Toboali, Anen pun tak mempersoalkan terkait keberadaan sejumlah KIP beroperasi melakukan penambangan pasir timah di wilayah perairan Toboali. Sebaliknya menolak kegiatan penambangan jenis Ponton Isap Produksi (PIP).

“Kami nelayan tidak mempersoalkan adanya kapal isap produksi di perairan Toboali ini namun sebaliknya justru kami merasa keberatan keberadaan penambangan PIP di perairan Toboali,” ungkap Anen yang turut hadir dalam kesempatan bersama pengurus Forum Kite Besaoh siang itu.

Alasan kelompok nelayan Batu Kodok Toboali menolak keberadaan PIP di perairan setempat menurut Anen dikarenakan sisa pipa tambang berasal dari PIP tersebut kerap tersangkut jaring para nelayan sehingga dianggapnya perlu penataan maksimal.

“Pipa tambang yang dimasukan ke dalam laut yang berasal dari PIP itu terkadang bisa membuat jaring para nelayan yang hendak mencari ikan jadi nyangkut dan ini merugikan nelayan,” kata Anen. (tim)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *