Nelayan Sungailiat Desak KIP Hengkang Dari Laut Matras

Foto : Aksi massa nelayan saat mendatangi KIP di perairan Matras, Sungailiat. (Ian)

BANGKA,SpotBerita – Tak puas menaiki kapal isap produksi (KIP) dalam aksi puluhan massa nelayan Sungailiat, Senin (9/11/2020) malam lantaran sejumlah KIP diduga telah beroperasi di perairan Matras, Sungailiat Kabupaten Bangka.

Namun aksi serupa pun kembali terjadi, Selasa (10/11/2020) puluhan massa nelayan Sungailiat mendatangi KIP diduga masih saja beroperasi di perairan setempat.

Aksi ini pun dilakukan dua kali, Selasa (10/11/2020) siang mulai pukul 10.00 WIB. Puluhan massa nelayan itu pun menumpangi ratusan perahu kecil mendatangi KIP yang berada di perairan Matras, Sungailiat.

Namun saat itu niat massa nelayan menaiki KIP justru sempat terhalang oleh aparat kepolisian saat itu memang melakukan pengamanan terhadap jalannya aksi massa nelayan Sungailiat.

Lantaran merasa dihalangi oleh aparat, massa nelayan pun siang itu kembali balik arah ke darat. Akan tetapi, lagi-lagi massa nelayan merasa tak puas dan kecewa dalam giat aksi siang itu, lantaran aksi siang itu sempat dihadang oleh petugas kepolisian dengan senjata lengkap.

Namun massa nelayan saat itu pun justru tak kecil hati niat untuk mendatangi sekaligus menaiki KIP, akhirnya menjelang sore sekitar pukul 16.00 WIB puluhan massa nelayan dari berbagai lingkungan di Kecamatan Sungailiat termasuk para nelayan asal lingkungan Bedulang, Kecamatan Riau Silip pun turut pula menggelar aksi sore itu dan berhasil menaiki KIP.

Dalam sejumlah aksi penolakan giat penambangan pasir timah di perairan Matras Sungailiat hingga tiga kali menggelar aksi serupa justru diikuti pula sejumlah ibu-ibu rumah tangga atau para istri nelayan setempat.

Seorang nelayan asal Bedukang, Riau Silip yakni Ngi Kiew (52) mengatakan aksi yang dilakukan ia bersama puluhan massa nelayan Sungailiat lainnya saat itu hingga mendatangi KIP di perairan Matras, Sungailiat tak lain menurutnya sebagai wujud sikap para nelayan menolak adanya aktifitas penambangan pasir timah di perairan setempat.

“Adanya aktifitas KIP itu sangat menggangu aktifitas para nelayan saat hendak melaut mencari ikan. Jelas ini kami para nelayan anggap sangat merugikan masyarakat khususnya para nelayan,” kata nelayan ini kepada wartawan, Selasa (10/11/2020) siang saat ditemui di tepi pinggiran pantai Matras, Sungailiat.

Sekedar diketahui, saat ini di perairan Matras Sungailiat terdapat sedikitnya 4 unit KIP. Sejumlah KIP ini pun diduga telah beroperasi di kawasan perairan setempat.

Padahal, saat ini di kalangan masyarakat Sungailiat sendiri persoalan rencana giat penambangan pasir timah yang menggunakan KIP ini justru sempat menuai protes keras dari kalangan nelayan meski ada pula pihak-pihak yang pro terkait rencana penambangan KIP tersebut di perairan Matras, Sungailiat.

Persoalan rencana kegiatan penambangan pasir timah oleh sejumlah perusahaan swasta mitra PT Timah menggunakan sarana KIP ini pada tahun sebelumnya yakni 2019 sempat terjadi gejolak massa antara pihak yang pro dan kontra hingga akhirnya persoalan pro kontra KIP di perairan Matras saat itu sempat terjadi konflik dan bentrok fisik antar sesama warga hingga berujung ke proses hukum di kepolisian.

Terkait persoalan KIP yang beroperasi di perairan Matras Sungailiat hingga kini menjadi polemik di kalangan masyarakat khususnya para nelayan, sebelumnya persoalan ini pun sempat menjadi sorotan pihak DPRD Kabupaten Bangka.

Oleh karenanya pihak DPRD Kabupaten Bangka melalui Komisi III, Senin (9/11/2020) menggar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan mengundang sejumlah perwakilan masyarakat nelayan Sungailiat termasuk Bedukang.

Namun acara RDP yang digelar di ruang paripurna gedung dewan setempat justru membuat kecewa perwakilan masyarakat nelayan yang hadir saat itu, lantaran dalam acara rapat itu justru dominan membahas masalah wabah Covid-19.

“Jelas kami nelayan sangat kecewa saat acara RDP di gedung DPRD Bangka kemarin karena saat itu malah membahas masalah wabah Corona dan bukan masalah KIP,” ungkap seorang nelayan asal kampung Nelayan I Sungailiat, Bangka yang enggan disebutkan identitas dirinya. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *