Soal Isu Gerakan Putih Di TPS, Aktifis PMII Gelar Forum Grup Diskusi

Foto : Tampak para mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan saat mengikuti kegiatan Forum Grup Diskusi. (Irwan)

PANGKALPINANG,SpotBerita — Isu gerakan putihkan tempat pemungutan suara (TPS) saat ini merebak di sebagian kalangan masyarakat justru kini menyita perhatian serius para aktifis mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di daerah.
Oleh karenanya, menyikapi isu tersebut sekelompok aktifis mahasiswa baru-baru ini menggelar kegiatan Focus Group Discusion (FGD) atau disebut Fokus Grup Diskusi yang mengangkat tema Peran Mahasiswa Menanggapi Isu Gerakan Putihkan TPS dan gerakan Rabu Putih pada saat pencoblosan  pemilu 2019 Sabtu, 13 April 2019 nanti.
Kegiatan ini ikuti sebanyak 250 orang peserta dari berbagai organisasi kemahasiswaan di Bangka Belitung, dilaksanakan di hotel Grand Mutiara, Kota Pangkapinang.
Dalam kegiatan FGD ini pun diselingi pula dengan sesi tanya jawab antara peserta dan narasumber kegiatan yang diwakili dari instansi dari penyelenggara pemilu maupun, pengawasan dan pengamanan, dari pihak KPU, Bawaslu, MUI dan polisi.
Kegiatan yang di buka langsung oleh ketua cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bangka, Masyadi. Dalam sambutannya, ia menjelaskan bahwa dalam FGD lebih membahas situasi politik terkini.
“Terutama menyangkut kegiatan Pemilu terutama memaksimalkan tingkat partisipasi pemilih datang ke TPS dan menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 17 April 2019 secara bebas dan nyaman, tanpa rasa takut atau merasa terintimidasi oleh kelompok mana pun,” ujarnya.
Foto : Isu Gerakan Putihkan TPS kini menjadi sorotan para aktifis mahasiswa yang tergabung dalam PMII Bangka, hingga isu ini pun dijadikan Forum Grup Diskusi. (Irwan)
Begitu pula menurutnya, maraknya hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian yang mewarnai kontestasi politik beberapa bulan terakhir telah mengakibatkan masyarakat terbelah dan mulai timbul rasa saling tidak percaya. dan menimbulkan isu  baru di tengah masyarakat gerakan putihkan TPS dan Rabu putih.

“Timbulnya Gerakan Putihkan TPS dan Rabu Putih adalah gerakan  yang dilakukan oleh salah satu Paslon (Pasangan calon Presiden — red) secara serentak di TPS untuk mengamankan pemilu 2019 hal itu akan memunculkan beberapa persepektif pemikiran di tengah masyarakat, yang berpendapat berbeda dari gerakan tersebut,” terangnya.

Bahkan gerakan tersebut dikhawatirkanya dapat mengakibatkan tindakan intimidasi dari kelompok tertentu pada Pemilu 2019 ini.
“Hal ini sebenarnya bagus tetapi kita harus antisipasi dari gerakan tersebut agar tidak terjadi komplik dan tidak meresakan masyarakat,” tegasnya.
Meski begitu, ketua PMII Bangka ini justru mengajak masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dalam menanggapi gerakan tersebut agar tidak adanya kesalahpahaman dalam menanggapi gerakan  Putihkan TPS dan Rabu Putih. 

Bahkan dirinya mendorong sekaligus percaya terkait kegiatan penyelenggara pemilu di Indonesia, dan ia pun berharap pihak Polri dibantu TNI bertindak profesional dalam menjamin stabilitas politik dan keamanan Pemilu 2019.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau tidak perlu ragu atau takut menggunakan hak pilih mereka dan jangan golput  pada 17 April 2019 mendatang.

Foto : Usai menggelar Forum Grup Diskusi para mahasiswa pose bersama. (Irwan)

 

Tak sebatas itu, ia pun mengajak elemen masyarakat dan Mahasiswa untuk membantu Polri dan TNI mengamankan situasi hari pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS-TPS seluruh Indonesia.

Pernyataan ketua PMII Bangka pun saat itu justru menuai apresiasi positif dari seorang Komisioner KPU provinsi Bangka Belitung, Deny.
“kami dari KPU Babel menyambut positif yang mana ini salah satu  amanah dari UU pemilu masyarakat dapat berpartisipasi dalam hal sosialisasi maupun yang lainnya”Ia menjelasakan bahwa dalam upaya meningkatkan pendidikan politik bagi masyarakat  mengenai tema yg di angkat tidak perlu kita takutkan, namun sebaliknya perlu waspada.

“Gunakan hak pilih anda dan 5 menit di TPS menentukan 5 tahun kedepan,” pesannya.
Sementara Dewi Rusmala selaku Komisioner Bawaslu Bangka Belitung pun menyambut baik giat acara FGF yang digelar aktifis PMII Bangka.
“Kami dari Bawaslu menanggapi dengan positif, karna dengan munculnya isu ini dan kita sudah membenyiapkan solusi dari potensi  pelanggaran,” ujarnya.
Ia pun menegaskan, jika tidak ada pelanggaran maka pihkanya (Bawaslu) tidak akan melakukan apapun.
“Jika tidak ada pelanggaran artinya kami tidak menindak apabila tidak ada pelanggaran, sesuai dengan tugas Bawaslu adalah mengawasi mencegah dan menindak. Jadi ini hanya sekedar isu,” terang Dewi.
Ia menegaskan dalam kasus yang dibahas saat itu sesungguhnya kedua Paslon Presiden justru menurutnya melakukan hal yang sama, dan itu ditegaskanya tidak menjurus parpol dan calon sama.
Jajaran Bawaslu Provinsi hingga ke jajaran PTPs kami tetap mengawasi pemilu di 2019, dan kami sangat berharap terselenggara tanpa ada pelanggaran apapun,” tegasnya.

Sementara, Dr Abdullah Ghofar dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bangka Belitung menilai soal paslon baik nol satu atau pun paslon nol dua juga FUI ( Forum Umat Islam) kemudian dari Ansor isinya sama soal pakai putih semua dan menyatakan sudah sepakat atau tidak masalah.

“Jika nol dua tidak setuju ini baru masalah ini sama, namun ini dua-duanya menyetujui itu termasuk GP Ansor juga menyetujui itu , terserah mereka mau mendukung kemana. Biar di TPS aja yg membedakan itu asal saja tidak mengarah ke pada hal tertentu misalnya dari partai jika menjeliimat dari UU tentang Pwmilu, tapi jika dua-dua nya sama saya kira tidak masalah,” terangnya.

Meski begitu, ia sendiri menghimbau kepada mahasiswa agar tidak cemas soal adanya isu gerakan putih di TPS pada Pemilu 2019 nanti.

“Ini dengan isu putih jangan takut karena kedua Paslon semua putih, cuman jangan  terkait dengan  partai saja. Saya kira tidak ada apa,” terangnya lagi.

Kegiatan ini selain FGD juga melaksanakan deklarasi pemilu damai yang dipimpin ketua cabang PMII dengan menyampaikan beberapa poin yaitu ;

1. Mengajak seluruh masyarakat untuk menggunakan Haknya pada pemilu 17 April 2019 secara bebas dan nyaman, tanpa rasa takut atau merasa terintimidasi oleh kelompok manapun.

2. Mengajak masyarakat tidak mempercayai isu akan adanya kerusuhan menjelang dan pasca pemilu.

3. Mengajak seluruh elemen masyarakat dan mahasiswa untuk membantu penyelenggara Pemilu, Polri dan TNI mengamankan situasi hari pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS – TPS

4. Mengajak seluruh masyarakat untuk ke  TPS  dan jangan golput pada pemilu 17 April 2019

Kegiatan deklarasi ini diikuti 250 orang mahasiswa dari berbagai macam organisasi kemahasiswaan, didampingi KPU Bangka Belitung dan Bawaslu Bangka Belitung serta pihak Polres Pangkalpinang. (Irwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *