Foto : Ketua Yayasan Hijauku, David. (ist)
PANGKALPINANG,SpotBerita – Kabar ‘miring’ soal dukungan sejumlah ormas maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) terhadap rencana kegiatan perusahaan mitra PT Timah untuk menambang biji timah di perairan Matras Sungailiat, Kabupaten Bangka kini menuai sorotan dari sejumlah kalangan termasuk aktifis pecinta lingkungan hidup, David selaku ketua Yayasan Hijauku.
David menilai sikap yang ditunjukan oleh sejumlah ormas, LSM maupun organisasi kepemudaan (OKB) di Kabupaten Bangka mendukung rencana 10 unit KIP untuk menambang pasir timah di laut Matras Sungailiat justru dianggapnya tak memiliki hati nurani.
“Saya cuma mengingatkan bahwa kawasan wisata pantai Matras bukan milik 22 ormas LSM atau pun OKP yang mendukung aktivitas KIP, tapi itu milik masyarakat umum,” kata David kepada Pers Babel, Rabu (28/10/2020).
Sebaliknya David mengaku sangat miris terkait sikap sejumlah ormas, LSM dan OKP dikabarkan justru mendukung rencana perusahaan mitra PT Timah dalam hal kegiatan penambangan di perairan Matras Sungailiat, Bangka.
“Seharusnya mereka peka terhadap aspirasi masyarakat nelayan dan publik, sebab secara nyata masyarakat nelayan justru menolak rencana penambangan KIP di laut Matras. Sebaliknya seharusnya mereka buka hati lalu lihat bagaimana reaksi publik baik secara langsung maupun melalui media sosial,” tegas David.
David juga menantang PT Timah termasuk LSM, Ormas dan OKP yang mendukung KIP untuk melakukan debat publik dengan cara yang adil.
“Mari kita dengar aspirasi masyarakat nelayan Bangka kalau masyarakat menolak PT Timah harus terima. Ayo kita adakan pertemuan terbuka, lantas kenapa kami tidak pernah diundang apa karena selalu menolak, lembaga yang saya pimpinan memiliki legalitas, dan aktif melakukan kegiatan penghijauan, bahkan kami beberapa kali mewakili kabupaten Bangka dan Babel,” tantang David.
Ditegaskanya lagi, jika masyarakat khususnya nelayan Sungailiat Bangka saat ini berharap banyak dukungan dari ormas dan anggota DPRD Bangka sebagai corong mereka
“Saya sudah bertemu dengan perwakilan nelayan mereka tidak tahu lagi harus percaya dengan siapa, mengadu kemana, karena mereka tidak rela rumah mereka dirusak,” tandasnya.
Tak cuma aktifis Yayasan Hijauku mengkritik soal dukungan sejumlah ormas, OKP dan LSM terhadap sejumlah KIP yang akan menambang di perairan Matras Sungailiat Bangka, namun hal serupa pun sempat pula sebelumnya mendapat kritikan oleh LSM Peduli Masyarakat Pesisir (PMP) Sungailiat.
“Terkait adanya penolakan dari nelayan kehadiran KIP di laut Mantras kami akan mengajak Forum Pemerhati Pertambangan Perkebunan dan Kehutanan Daerah (P3KD) Bangka guna kajian kajiannya,” kata Mastur.
Menurutnya forum ini (P3KD) memiliki pontensi dan kuwalitas secara akademisi dalam melakukan analisa analisa dampak lingkungan dan dampak lainnya,” jelas Mastur.
Ketua P3KD Bangka, Gustari mengatakan polemik dukung-mendukung kehadiran KIP di Matras menurutnya sudah masuk dalam agenda rapat forum P3KD Bangka.
“Mungkin dalam waktu dekat kita akan melakukan audensi dengan kepala Unit Laut Bangka (UPLB) PT Timah Belinyu beserta perwakilan KIP dan kemudian kita akan berdialog dengan masyarakat yang menolak kehadiran KIP untuk mencari solusinya,” jelas Gustari.
Sampai saat ini pihak PT Timah termasuk pihak perusahaan mitra PT Timah belumlah memberikan keterangan resmi terkait keluhan nelayan Sungailiat Bangka kepada pers hingga berita ini pun ditayang. (tim)