Nelayan Kembali Demo Tolak KIP Matras

Foto : Ratusan massa nelayan kembali menggelar aksi demo di pinggiran pantai Matras terkait sikap penolakan terhadap aktifitas penambangan yang menggunakan sarana KIP di perairan Matras. (Ian)

BANGKA,SpotBerita – Lagi-lagi ratusan warga mengatasnamakan nelayan asal lingkungan Matras dan Sinar Jaya – Jelutung Kecamatan Sungailiat termasuk massa nelayan asal Bedukang, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka Jumat (13/11/2020) mengelar aksi demo di pinggiran pantai Matras, Sungailiat.

Aksi demo penolakan terhadap rencana aktifitas penambangan pasir timah di perairan Matras digelar dengan ratusan massa ini dimulai sekitar pukul 14.00 WIB, saat aksi berlangsung pun tak hanya dikawal ketat oleh aparat kepolisian namun turut serta mengamankan giat aksi demo massa tersebut termasuk aparat dari TNI Angkatan Laut dan Angkatan Darat.

Foto : Sejumlah spanduk pun dipasang di pinggiran tepi pantai Matras Sungailiat saat aksi demo masyarakat nelayan. (Ian)

Aksi kali ini terlihat beda dibanding aksi-aksi yang digelar sebelumnya, lantaran aksi saat ini justru diwarnai pemandangan berbagai spanduk sengaja dipasang pinggiran pantai Matras oleh warga.

Beragam pula isi tulisan yang terdapat di sejumlah spanduk yang terpasang. Satu dari sejumlah spanduk yang dipasang tersebut sempat pula mengundang perhatian pihak aparat lantaran termasuk awak media yang meliput aksi demo massa saat itu.

Foto : Pada sebuah spanduk terpasang di pinggiran pantai Matras ini terdapat kalimat kritikan pedas sebagai sikap nelayan menolak tambang di perairan Matras. (Ian)

Lantaran dalam spanduk tersebut terdapat kalimat semacam ‘sumpah-serapah’ alias kalimat kutukan. Kalimat tersebut berbunyi ‘Ya Allah, Kantetlah Kek Pentet Manusia2 Serakah Ne!!’. (Ya Allah Sambarlah Dengan Petir Manusia-Manusia Serakah Ini!!).

Tak cuma itu dalam spanduk ini pun terdapat gambar karikatur berisi makna kritikan terdapat gambar kapal isap produksi (KIP) sebanyak 4 unit sengaja digambar sedemikian rupa hingga di atas KIP itu (dalam gambar) terdapat karikatur petugas keamanan memegang senjata.

Selain itu dalam spanduk tersebut terdapat kalimat kritikan atau sindiran yang berbunyi ‘Hahaha Kami Kaya (Pengusaha), Kami Lapaar (Nelayan).

Bahkan pada gambar di spanduk itu jelas tertera nama-nama KIP yang diduga telah beroperasi di perairan Matras, Sungailiat yakni KIP Citra Lestari Bangka, KIP Chokdee, KIP Hayabusa dan KIP Indodarma.

Foto : Warga saat melakukan tanda tangan di spanduk kain putih sebagai sikap mendukung penolakan tambang di perairan Matras, Sungailiat di sela-sela aksi demo berlangsung siang itu. (Ian)

itu aksi kali ini pun massa melakukan penanda tanganan pada kain spanduk warna putih yang telah dipasang di pinggiran pantai setempat. Tak cuma warga nelayan menandatangani di spanduk itu bertema ‘Dukung Penolakan KIP Di Matras’, namun warga lainnya yang memang hadir saat aksi demo tersebut ikut membubuhi tanda tangan.

Sebelum aksi membubuhi tanda tangan pada spanduk kain putih, massa nelayan sempat menggelar orasi dengan menggunakan megaphone (pengeras suara). Seorang nelayan asal lingkungan Matras Sungailiat, Zandani (52) dalam orasinya saat demo berlangsung sempat mengingatkan agar pihak-pihak terkait tidak membenturkan masyarakat nelayan dengan pihak aparat.

Foto : Lebih dari dua kali nelayan menggelar aksi demo terkait penolakan terhadap kegiatan penambangan pasir timah di perairan Matras, Sungailiat. (Ian)

Terlebih menurut nelayan ini sesungguhnya nelayan bukanlah lawan dari pihak aparat keamanan yang memiliki senjata lengkap. Bahkan sangat disesalkanya jika sampai terjadi benturan fisik antara nelayan dengan aparat keamanan.

“Jangan adukan masyarakat dengan aparat. Masyarakat gak punya senjata dan mereka ini adalah nelayan. Percuma sekolah tinggi-tinggi hanya untuk melawan rakyat,’ sebut nelayan itu saat berorasi.

Namun aksi demo yang dilakukan ratusan massa nelayan lebih dari satu kali ini tak lain ditegaskanya sebagai bentuk sikap penolakan terhadap rencana aktifitas penambangan pasir timah oleh perusahaan swasta mitra PT Timah Tbk yang menggunakan sarana KIP di perairan Matras, Sungailiat lantaran nelayan nanti yang dirugikan.

Foto : Saat aksi demo penolakan KIP sejumlah ibu-ibu rumah tangga pun turut serta dalam aksi tersebut. Tampak para ibu-ibu membawa kertas karton saat aksi demo berlangsung. (Ian)

Dalam kali ini pun massa pun terlihat ikut serta para ibu-ibu rumah tangga sambil memegang kertas karton bertuliskan sejumlah kalimat kritikan pedas terkait sikap penolakan tambang di perairan Matras Sungailiat menggunakan KIP saat ini terdapat 4 unit KIP di perairan setempat. Aksi demo nelayan kali ini pun berakhir hingga menjelang sore dan bubar secara tertib.

Bujang Musa SH seorang praktisi hukum yang mewakili aspirasi masyarakat nelayan mengatakan jika sesungguhnya rencana kegiatan sejumlah KIP akan melakukan penambangan pasir timah di perairan Matras oleh PT Timah melalui mitra justru dinilainya keliru.

Sebaliknya menurutnya sikap manajemen PT Timah dianggap justru tak menghargai hasil pertemuan perwakilan nelayan dengan pihak legislatif (DPRD Bangka) di gedung dewan setempat sebelumnya.

“PT Timah dalam hal ini saya menilai sama sekali tidak menghargai keputusan yang diambil saat rapat di DPRD Bangka, hasil rapat di DPRD Bangka itu memutuskan agar jangan ada KIP yang masuk dan beroperasi di laut Matras sebelum ada kesepakatan,” ungkap Bujang Musa kepada wartawan, Jumat (13/11/2020) siang ditemui di pantai Matras, Sungailiat.

Tak cuma itu, ia pun sempat menyinggung perihal pihak perusahaan penambang maupun PT Timah diduganya malah menggandeng sejumlah LSM dan Ormas di Kabupaten Bangka guna meminta dukungan terkait rencana kegiatan penambangan KIP di perairan Matras Sungailiat juga dinilainya keliru.

“Sebab dalam hal ini LSM atau Ormas sesungguhnya tidak ada kepentingannya karena yang terdampak langsung itu adalah masyarakat nelayan bukan mereka (LSM/Ormas — red),” sindir Bujang Musa.

Tak sekedar itu Bujang pun sempat pula mengulas aturan main kegjatan pertambangan dengan mengutip Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor : 1827K/30/2018 yang mengatur tentang sosialisasi yang harus dilakukan pihak PT Timah Tbk selaku pemilik ijin usaha pertambangan (IUP) kepada masyarakat yang terdampak.

Foto : Sikap menolak adanya aktifitas penambangan di perairan Matras Sungailiat, ratusan warga nelayan menggelar aksi doa bersama di pinggiran pantai Matras. (Ian)

Sekedar diketahui, sikap penolakan terhadap aktifitas tambang timah di perairan Matras menggunakan sejumlah KIP ini tak hanya menggelar aksi demo mendatangi KIP namun sebelumnya pun masyarakat nelayan pun sempat pula menggelar aksi doa dan sholat bersama di pinggiran pantai Matras, Sungailiat Bangka, Rabu (11/11/2020) lalu.

Sejauh ini pihak manajemen PT Timah Tbk masih diupayakan dikonfirmasi oleh tim reporter spotberita.com terkait persoalan rencana kegiatan pertambangan KIP di perairan Matras Sungailiat kini menuai penolakan dari masyarakat nelayan diantaranya Matras Sungailiat termasuk Bedukang Riau Silip. (tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *