Bau Tak Sedap Menebar Peternakan Sapi Ini Menuai Protes Warga

Foto : Lurah Tanjung Ketapang, Fandi (istimewa)

BANGKASELATAN,SpotBerita — Akhir-akhir ini sejumlah warga yang bermukim di lingkungan RT 02 RW 01, Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan mengeluhkan bau tak sedap menebar di lingkungan setempat.

Lantaran di tengah-tengah pemukiman warga setempat terdapat lokasi peternakan hewan sapi, bahkan kondisi bau tak sedap tersebut sempat menebar ke lingkungan SDN Sukadamai, Toboali.

Terkait kondisi itu, reporter SpotBerita.com pun baru-baru ini, Kamis (4/4/2019) sempat mendatangi warga yang mengeluhkan dampaknya secara langsung bau tak sedap yang diduga bersumber dari lokasi peternakan sapi tersebut.

“Pengelola seharusnya peka dan memperhatikan limbah dari kotoran sapi yang merugikan orang lain tentunya tempatnya juga tidak di tengah-tengah kampung atau pemukiman penduduk ,” keluh warga bernama Sulastri kepada SpotBerita.com.


Foto : Warga, Sulastri. (Baim)

Parahnya lagi, menurut warga ini jika turun hujan tidak lagi memperhatikan limbah kotoran sapinya terutama pada saat saat musim hujan.

“Sebab kalau kotoran sapi terbawa air 
hingga mengalir kemana-mana dapat mengeluarkan aroma bau busuk yang sangat menyengat akibatnya kesehatan kami menjadi terganggu,” keluhnya lagi.

Menurutnya, kami tidak melarang keberadan bangunan ini sepanjang tidak menganggu,”ujarnya.


Foto : Warga, Junar. (Baim)

Keluhan serupa dilontarkan warga sekitar yang rumahnya juga tidak jauh dari kandang sapi tersebut. Warga lain pun mengeluhkan pula soal bau tak sedap yang dianggap mengganggu.

“Kalau sapinya lagi banyak minta ampunlah pak sudah baunya yang sangat menyegat hingga suara gaduh oleh sapi sapi yang ada didalam kandang tersebut pokoknya sudah sangat menganggu kami minta pengelola untuk tidak melakukan ternak sapi ditengah tengah pemukiman ini meminta dipindahkan ditempat yang jauh dari pemukiman,” ungkap Junar.

Sementara itu, lurah Tanjung Ketapang, Fandi saat ditemui langsung d iruang kerjanya mengaku jika dirinya sama sekali belumlah mendapat laporan langsung dari warga setempat terkait bau kotoran sapi itu.

“Saat saya menjabat selaku lurah di sini hingga saat ini belum ada warga melaporkan dan mengeluhkan hal tersebut,” ungkap Fandi.

Namun menurutnya jika ada pihak yang sengaja membuka suatu usaha peternakan seharusnya tetap memperhatikan dampak lingkungan sekitarnya.

“Jangan sampai hanya mengejar keuntungan semata dengan istilah enak di pengusaha tidak enak di warga semua itu harus ada mekanismenya,” tegas lurah ini.

Tegasnya lagi, bila usaha itu dibangun harus ada rekomendasi dari pemerintah setempat dan tentunya pihak pihak terkait tetap melakukan survei tempat sebelum mengeluarkan ijin.

Terkait keluhan atau protes warga di lingkungan pihaknya menurut Fandi sampai saat ini masih menunggu laporan dari warga.

“Kami menunggu laporan secara tertulis dari masyarakat yang merasa resah dengan aktivitas tersebut dan di ketahui oleh RT maupun RW, sehingga ada dasar untuk menindaklanjuti dan menyelesaikan permasalah yang ada,” alasan lurah Tanjung Ketapang.

Sejauh ini reporter SpotBerita.com masih mengupayakan melakukan konfirmasi ke pihak pemilik/pengelola peternak sapi terkait keluhan sejumlah warga yang protes terhadap bau tak sedap dianggap mengganggu kenyamanan warga. (Baim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *